Kamis, 10 Juni 2010

Hutang Budi

Aku selalu takut dengan yang namanya "Hutang Budi", karena hutang budi bisa merenggut kebebasanku. Semua orang di dunia ini tidak ada yang menolong tanpa pamrih...(termasuk Aku).
Aku berkata demikian karena Aku sendiri yang menyadari akan hal "Bahwa semua akan mendapatkan balasan dari yang Maha Adil"...tapi aku sendiri tak dapat menyangkal kenyataan bahwa Aku selalu merasa sakit hati ketika orang yang ku tolong (dengan tulus menurut persepsiku) tidak tahu berterimakasih. Padahal,...pada hakikatnya jika kita ikhlas, maka kita haram untuk mengharap ucapan terimakasih apalagi imbalan atau timbal balik.

Suatu kejadian ku alami. Keluarga angkatku yang begitu baik hati,...namun ketika aku mengutarakan keinginanku untuk beranjak dari rumah tempat kami tinggal,...alhasil keluarga angkatku tersebut berubah 180 derajat...sumpah serapah terlontar dari mulut mereka yang selama ini selalu berkata..."Kita ini adalah saudara."

Namun demikian Aku tetap menganggap mereka sebagai keluarga terbaik yang pernah singgah dalam kisah hidupku. Meskipun semenjak Aku meninggalkan rumah itu, Aku belum sama sekali mengunjungi mereka. Hal ini di karenakan Ibu angkatku tercinta berkata, "Kami butuh waktu untuk menerimamu jika seandainya kau berubah pikiran untuk tinggal bersama kami lagi atau bahkan hanya sekedar berkunjung."

Maafakan atas kekuranga-ajaranku Ayah, Ibu, Adik-adikku tercinta....Aku akui kesalahan dan keegoisanku. Aku merindukan kalian. Aku harap suatu hari nanti kalian akan menerimaku saat aku berkunjung kerumah kalian.

Terima aku sebagai keluarga kalian.

Aku rindu kalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar